Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Analisis Tingkat Kedisiplinan Guru di Tingkat Kesatuan Madrasah Aliyah TBS Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Tahun 2017


Sumber Gambar: Klik

ANALISIS TINGKAT KEDISIPLINAN GURU DI TINGKAT KESATUAN MADRASAH ALIYAH TBS KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017

Choirul Annas, S.Pd

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Disiplin merupakan fenomena dari segala sesuatu azas atau dasar akan menentukan tujuan yang ingin dicapai. Dalam setiap usaha pedoman atau azas untuk melaksanakan usaha tersebut mutlak harus ada, karena dengan adanya pedoman maka usaha tersebut berjalan menurut pedomannya.

Ngalim Purwanto (2006) menegaskan bahwa tujuan pendidikan, selain membentuk manusia susila yang cakap, juga manusia yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Jelaslah bahwa seorang guru harus seorang yang bertanggung jawab dan berdisiplin diri. Sebagai seorang guru, tentu saja pertama-tama harus bertanggung jawab kepada tugasnya sebagai guru, yaitu mengajar dan mendidik anak-anak yang telah dipercayakan kepadanya. Di samping itu, tidak boleh pula dilupakan tugas-tugas dan pekerjaannya menjadi memerlukan tanggung jawabnya, antara lain: (1) penguasaan kurikulum, (2) penguasaan setiap materi pelajaran; (3) penguasaan metode dan teknik evaluasi; (4) komitmen terhadap tugas; (5) disiplin dalam arti luas. Kualitas tenaga pengajar (dalam hal ini guru) merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Posisi strategi guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, faktor kesejahteraan, disiplin kerja, motivasi kerja serta sarana prasarana dari sekolah itu sendiri. Lingkungan persaingan yang tajam dan bersifat global menuntut sekolah meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing yang dipengaruhi 4 faktor yaitu mutu, fleksibilitas, kecepatan dan biaya yang rendah.[1]

Sebenarnya kedisiplinan itu merupakan suatu sikap untuk menampakkan kemauan dan kesediaan untuk mentaati, mematuhi dan mendukung sepenuhnya ketentuan, peraturan undang-undang norma-norma dan nilai-nilai yang bersumber dalam suatu organisasi. Untuk mengungkapkan kedisiplinan dari alam menjalankan suatu tugas sudah merupakan prinsip etika yang penting bagi guru dalam menjungjung nilai kebijakan, yang sangat disayangkan banyak guru kita yang kurang disiplinan waktu, kedisiplinan kedisiplinan bersih, kedisiplinan rapi berbusana, disiplin sopan bicara, menerapkan kesiswa, disiplin menilai perilaku.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana tingkat kedisiplinan tata tertib guru di MA TBS Kudus?

2.      Bagaimana tingkat kedisiplinan kesadaran melaksanakan tugas guru di MA TBS Kudus?

3.      Bagaimana tingkat kedisiplinan intropeksi guru di MA TBS Kudus?

C.    Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan tata tertib guru di MA TBS Kudus.

2.      Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan kesadaran melaksanakan tugas guru di MA TBS Kudus.

3.      Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan intropeksi guru di MA TBS Kudus.

D.    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1.      Secara Teoritis

Menambah khasanah ilmu keguruan dalam hal meningkatkan prestasi kerja guru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2.      Secara Praktis

1.      Bagi Madrasah

Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya MA TBS Kudus.

2.      Bagi Guru

Sebagai wacana dalam pengajaran agar berjalan dengan baik, dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran.

3.      Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan dan cakrawala berfikir bagi penulis sendiri dan pembaca, khususnya mahasiswa tarbiyah dalam rangka pengembangan PAI di lingkungan sekolah.

 

 BAB II

LANDASAN TEORETIS

A.    Deskripsi Teori

1.      Kedisiplinan

Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004:32) yang dikutip oleh Budiman (2010) menyatakan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.[2] Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru, dan secara simultan motivasi, supervisi dan kedisiplinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Hal ini disebabkan guru-guru sudah tertanam rasa kedisiplinannya baik ada kepala sekolah maupun tidak ada kepala sekolah. Selain itu setiap pergantian kepala sekolah juga tidak berpengaruh terhadap kedisiplinan para guru.  Kedisiplinan di SMA Negeri 1 Karanganyar sudah tinggi, namun demikian baik kepala sekolah maupun guru dan karyawan jangan sampai lengah terhadap kedisiplinan yang telah dilaksanakan selama ini. Perlu juga membuat suasana yang lebih kondusif di samping meningkatkan fasilitas yang lebih lengkap misalnya: vasilitas internet, perpustakaan yang memadahi, lingkungan yang nyaman. Dengan demikian kedepan kedisiplinan akan terjaga dan semakin meningkat.[3]

Kedisiplinan guru menjadi sangat berarti bagi keberhasilan seorang guru dalam mengajar dan kemajuan sekolah serta  meningkatkan prestasi belajar siswa. Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda dengan sekolah yang menerapkan disiplin yang tinggi. Ajaran Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menerapkan disiplin dalam berbagai aspek kehidupan, baik ibadah, belajar dan kegiatan lainnya sebagaimana dalam menjalankan fardhu'ain di dalam Islam yang berupa sholat lima waktu, puasa Ramadhan dan lain-lain semua itu sungguh merupakan suatu latihan atau yang sangat berarti untuk disiplin diri sendiri (self discipline).Hadis Rasulullah saw. Bersabda: dari Ibnu Mas’ud meridhai Allah daripadanya berkata: saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW: pekerjaan apa yang paling Afdhal: Rasulullah saw.  bersabda yaitu sholat tepat pada waktunya. (HR.Muttafaq Alaih)  Abi Zakariya (676: 210)[4]

Shalat harus dilaksanakan tepat pada waktunya sebagaimana anjuran tercantum dalam hadisnya. Dalam melaksanakan shalatpun mengandung unsur-unsur kedisiplinan, karena dalam melaksanakan shalat ada aturan, syaratsyarat dan rukun-rukun yang harus terpenuhi demi kesempurnaan shalat tersebut. Sepintas bila mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Artinya kata disiplin itu tidak terkandung makna sekatan, tetapi suatu  latihan. Untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada di antara mereka yang tidak berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan membawa kesuksesan.[5]

B.     Hipotesis Penelitian

1.      Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan tata tertib guru di MA TBS Kudus dalam kategori 60%  - 79.99%.

2.      Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan kesadaran melaksanakan tugas guru di MA TBS Kudus dalam kategori 40%  - 59.99%.

3.      Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan intropeksi guru di MA TBS Kudus 60%  - 79.99%.

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik,yaitu pendekatan yang menghasilkan data deskriftif. Data tersebut didapatkan dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dan dokumen resmi lainnya.

B.     Populasi dan Sampel

1.    Populasi

Dalam penelitian kali ini populasinya adalah semua guru yang mengajar  di MA TBS Kudus.

2.   Sampel

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari keseluruhan obyek penelitian (populasi) yang dipandang sebagai wakil dari populasi. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil obyek yang diteliti sehingga peneliti dapat dengan mudah mengorganisasikan agar dapat diperoleh hasil yang obyektif. Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah tiga guru yang dipilih secara acak.

C.    Tata Variabel Penelitian

Peneliti ini terdiri dari satu variabel, yaitu :

1.      Variabel independent (variabel bebas atau variabel x) yaitu Kedisiplinan Guru, dengan indikatornya sebagai berikut:

a.       Tata tertib guru

b.      Kesadaran melaksanakan tugas guru

c.       Intropeksi guru

D.    Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur variabel. Agar variabel dapat diukur dan diamati maka setiap konsep yang ada dalam hipotesis harus dioperasionalkan dalam definisi operasional variabel.

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu variabel Kedisiplinan Guru.

1.      Kedisiplinan Guru

Kedisiplinan Guru yaitu meliputi tata tertib, kesadaran melaksanakan tugas, dan intropeksi yang berjalan dengan baik.

E.     Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, penyusun berusaha mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan pembahasan masalah skripsi ini baik berupa fakta-fakta, pendapat maupun catatan arsip. Dengan metode pengumpulan data ini diharapkan akan dapat diperoleh data yang diperlukan dengan tujuan penulisan.

Pengumpulan data tersebut penyusun menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1.      Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau tentang hal-hal yang diketahui.

Jadi metode ini berupa daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi dari beberapa responden yang diteliti, angket yang dipergunakan bersifat tertutup, karena telah disediakan sebelumnya dengan berbagai alternatif jawaban. Hal ini untuk memudahkan responden mengisi secara obyektif dan mudah untuk ditabulasikan.

Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data guna diproses untuk membuktikan hipotesa yang diajukan,. Angket yang diajukan pada responden disusun berdasarkan indikator-indikator yang ada dalam masing-masing variabel.

F.     Uji Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data-data penelitian ini,digunakan beberapa cara antara lain:

1.      Kepercayaan (kredibilitas):pemeriksaan datanya dilakukan dengan perpanjangan keikutsretaan sehingga tingkat kepercayaan pemuannya dapat di capai.

2.      Keteralihan yaitu konsep validitas itu menyatakan bahwa suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks pada populasi yang sama atas dasar penemuan yang di peroleh pada sampel yang secara representative memilki populasi itu.

3.      Triangulasi yaitu tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memenfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tekhnik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksan melalui sumber lain.

G.    Analisis Data

1.      Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti setelah semua data terkumpul, yaitu dengan cara memasukkan hasil dari jawaban angket yang telah disebar kepada sejumlah responden ke dalam daftar tabel distribusi frekuensi. Adapun  kriteria  penilaiannya  adalah sebagai berikut:

a.    Tidak Pernah (TP)         Nilai=1

b.    Jarang Sekali (JS)          Nilai=2

c.    Kadang-kadang (K)      Nilai=3

d.   Sering (SR)                   Nilai=4

e.    Selalu (SL)                    Nilai=5

 

Presentase penilaian

0%  - 19.99%                = Tidak Pernah

20%  - 39.99%              = Jarang Sekali

40%  - 59.99%              = Kadang-kadang

60%  - 79.99%              = Sering

80%  - 100%                 = Selalu

Rumus Index %  =  Total Skor / Y x 100

Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut :

Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden (Angka Tertinggi 5) "Perhatikan Bobot Nilai"

X = Skor terendah likert x jumlah responden (Angka Terendah 1) "Perhatikan Bobot Nilai"

2.      Analisis Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis adalah tahap pembuktian kebenaran hipotesis yang diajukan. Dalam penulisan ini peneliti mengadakan perhitungan lebih lanjut pada tabel distribusi frekuensi dengan mengkaji hipotesis. Untuk menguji hipotesis menggunakan skala likert[6].

a.       Tata tertib

1)      Nomer Responden        : 1

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 41 Tahun

Lama Bekerja                : 10 Tahun

Pendidikan Terakhir     : D3

Jawaban responden       :

a)      Tidak Pernah (TP) (1)        = 0 x 1 = 0

b)      Jarang Sekali (JS) (2)         = 0 x 2 = 0

c)      Kadang-kadang (K) (3)     = 0 x 3 = 0

d)     Sering (SR) (4)                  = 4 x 4 = 16

e)      Selalu (SL) (5)                   = 4 x 5 = 20

Total skor = 0+0+0+16+20= 36

= Total Skor / Y x 100

= 36/40x100

= 90%

Kesimpulan                  : Responden selalu disiplin terhadap tata tertib.

2)      Nomer Responden        : 2

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 31 Tahun

Lama Bekerja                : 2 Tahun

Pendidikan Terakhir     : S1

Jawaban responden       :

a)      Tidak Pernah (TP) (1)      = 0 x 1 = 0

b)      Jarang Sekali (JS) (2)       = 0 x 2 = 0

c)      Kadang-kadang (K) (3)   = 1 x 3 = 3

d)     Sering (SR) (4)                = 2 x 4 = 8

e)      Selalu (SL) (5)                 = 5 x 5 = 25

Total skor = 0+0+3+8+25 = 36

= Total Skor / Y x 100

= 36/40x100

= 90%

Kesimpulan                   : Responden selalu disiplin terhadap tata tertib.

3)      Nomer Responden        : 3

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 30 Tahun

Lama Bekerja                : 4 Tahun

Pendidikan Terakhir     : S1

Jawaban responden       :

a)      Tidak Pernah (TP) (1)        = 0 x 1 = 0

b)      Jarang Sekali (JS) (2)         = 0 x 2 = 0

c)      Kadang-kadang (K) (3)     = 1 x 3 = 3

d)     Sering (SR) (4)                  = 3 x 4 = 12

e)      Selalu (SL) (5)                   = 4 x 5 = 20

Total skor = 0+0+3+12+20 = 35

= Total Skor / Y x 100

= 35/40x100

= 87,5%

Kesimpulan                               : Responden selalu disiplin terhadap tata tertib.

b.      Kesadaran melaksanakan tugas

1)      Nomer Responden        : 1

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 41 Tahun

Lama Bekerja                : 10 Tahun

Pendidikan Terakhir     : D3

Jawaban responden       :

a)      Tidak Pernah (TP) (1)       = 0 x 1 = 0

b)      Jarang Sekali (JS) (2)        = 0 x 2 = 0

c)      Kadang-kadang (K) (3)    = 0 x 3 = 0

d)     Sering (SR) (4)       = 9 x 4 = 36

e)      Selalu (SL) (5)       = 0 x 5 = 0

Total skor = 0+0+0+36+0 = 36

= Total Skor / Y x 100

= 36/45x100

= 80%

Kesimpulan                   : Responden selalu disiplin terhadap kesadaran melaksanakan tugas.

2)      Nomer Responden        : 2

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 31 Tahun

Lama Bekerja                : 2 Tahun

Pendidikan Terakhir     : S1

Jawaban responden       :

a)      Tidak Pernah (TP) (1)        = 0 x 1 = 0

b)      Jarang Sekali (JS) (2)         = 0 x 2 = 0

c)      Kadang-kadang (K) (3)     = 2 x 3 = 6

d)     Sering (SR) (4)                 = 1 x 4 = 4

e)      Selalu (SL) (5)                    = 6 x 5 = 30

Total skor = 0+0+6+4+30 = 40

= Total Skor / Y x 100

= 40/45x100

= 88,8%

Kesimpulan                               : Responden selalu disiplin terhadap kesadaran melaksanakan tugas.

3)      Nomer Responden        : 3

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 30 Tahun

Lama Bekerja                : 4 Tahun

Pendidikan Terakhir     : S1

Jawaban responden       :

a)      Tidak Pernah (TP) (1)        = 0 x 1 = 0

b)      Jarang Sekali (JS) (2)         = 0 x 2 = 0

c)      Kadang-kadang (K) (3)     = 2 x 3 = 6

d)     Sering (SR) (4)                 = 4 x 4 = 16

e)      Selalu (SL) (5)                    = 3 x 5 = 15

Total skor = 0+0+6+16+15 = 37

= Total Skor / Y x 100

= 37/45x100

= 82,2%

Kesimpulan                               : Responden selalu disiplin terhadap kesadaran melaksanakan tugas.

c.       Intropeksi

1)      Nomer Responden        : 1

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 41 Tahun

Lama Bekerja                : 10 Tahun

Pendidikan Terakhir     : D3

Jawaban responden       :

f)       Tidak Pernah (TP) (1)        = 0 x 1 = 0

g)      Jarang Sekali (JS) (2)         = 0 x 2 = 0

h)      Kadang-kadang (K) (3)     = 2 x 3 = 6

i)        Sering (SR) (4)                 = 10 x 4 = 40

j)        Selalu (SL) (5)                    = 1 x 5 = 5

Total skor = 0+0+6+40+5 = 51

= Total Skor / Y x 100

= 51/65x100

= 78,4%

Kesimpulan                               : Responden sering disiplin terhadap intropeksi.

2)      Nomer Responden        : 2

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 31 Tahun

Lama Bekerja                : 2 Tahun

Pendidikan Terakhir     : S1

Jawaban responden       :

a)      Tidak Pernah (TP) (1)        = 0 x 1 = 0

b)      Jarang Sekali (JS) (2)         = 0 x 2 = 0

c)      Kadang-kadang (K) (3)     = 1 x 3 = 3

d)     Sering (SR) (4)                 = 1 x 4 = 4

e)      Selalu (SL) (5)                    = 11 x 5 = 55

Total skor = 0+0+3+4+55 = 62

= Total Skor / Y x 100

= 62/65x100

= 95,3%

Kesimpulan                               : Responden selalu disiplin terhadap intropeksi.

3)      Nomer Responden        : 3

Jenis Kelamin                : Laki-laki

Umur                             : 30 Tahun

Lama Bekerja                : 4 Tahun

Pendidikan Terakhir     : S1

Jawaban responden       :

f)       Tidak Pernah (TP) (1)        = 0 x 1 = 0

g)      Jarang Sekali (JS) (2)         = 0 x 2 = 0

h)      Kadang-kadang (K) (3)     = 1 x 3 = 3

i)        Sering (SR) (4)                 = 8 x 4 = 32

j)        Selalu (SL) (5)                    = 4 x 5 = 20

Total skor = 0+0+3+32+20 = 55

= Total Skor / Y x 100

= 55/65x100

= 84,6%

Kesimpulan                               : Responden selalu disiplin terhadap intropeksi.

 

No.

Kedisiplinan

Responden 1

Responden 2

Responden 3

Jumlah

Rata-rata

1.

Tata tertib

90%

90%

87,5%

267,5%

89,1%

2.

Kesadaran melaksanakan tugas

80%

88,8%

82,2%

251%

83,6%

3.

Intropeksi

78,4%

95,3%

84,6%

258,3%

86,1%

 

 

BAB IV

PENUTUP

A.    Simpulan

1.      Tingkat kedisiplinan tata tertib guru rata-rata sebanyak 89,1% yang menunjukkan selalu disiplin.

2.      Tingkat kedisiplinan kesadaran melaksanakan tugas guru rata-rata sebanyak 83,6% yang menunjukkan selalu disiplin.

3.      Tingkat kedisiplinan intropeksi guru rata-rata sebanyak 86,1% yang menunjukkan selalu disiplin. 

 

DAFTAR PUSTAKA

Supeni, Budi Sri. Oktober 2014. Pengaruh Total Quality Management (TQM)  dan Kedisiplinan Guru Terhadap Kinerja Guru SMA/SMK di Kota Madiun. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol.3. No.2.

Arisana, Arga Lacopa & Ismani. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. X. No. 2.

SumarsonoHadi dan Untung Sriwidodo. Desember 2010. Pengaruh Supervisi, Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Karanganyar. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia. Vol. 4. No. 2.

NashirAhmad. November 2012. Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Tarbawi. Vol. 1. No. 1.

BudiajiWeksiOktober 2013Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala LikertJurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan. Vol. 2. No. 2.



[1] Budi Sri Supeni, Oktober 2014, Pengaruh Total Quality Management (TQM)  dan Kedisiplinan Guru Terhadap Kinerja Guru SMA/SMK di Kota Madiun, Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, vol.3, no.2, hlm. 75-76.

[2] Arga Lacopa Arisana & Ismani, 2012, Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, vol. X, no. 2, hlm. 26.

[3] Hadi Sumarsono dan Untung Sriwidodo, Desember 2010, Pengaruh Supervisi, Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Guru Di SMA Negeri 1 Karanganyar, Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, vol. 4, no. 2, hlm. 159-160.

[4] Ahmad Nashir, November 2012, Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar, Jurnal Tarbawi, vol. 1, no. 1, hlm. 22-23.

[5] Ibid, hlm. 23.

[6] Weksi BudiajiOktober 2013Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala LikertJurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, vol. 2, no. 2, hlm. 128.

 

Choirul Annas, S.Pd
Choirul Annas, S.Pd Membagikan tulisan yang bermanfaat

Posting Komentar untuk "Analisis Tingkat Kedisiplinan Guru di Tingkat Kesatuan Madrasah Aliyah TBS Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Tahun 2017"