Analisis Tingkat Kedisiplinan Guru di Tingkat Kesatuan Madrasah Aliyah TBS Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Tahun 2017
Choirul Annas, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disiplin merupakan fenomena dari segala sesuatu
azas atau dasar akan menentukan tujuan yang ingin dicapai. Dalam setiap usaha
pedoman atau azas untuk melaksanakan usaha tersebut mutlak harus ada, karena
dengan adanya pedoman maka usaha tersebut berjalan menurut pedomannya.
Ngalim Purwanto (2006) menegaskan bahwa tujuan
pendidikan, selain membentuk manusia susila yang cakap, juga manusia yang
bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Jelaslah bahwa
seorang guru harus seorang yang bertanggung jawab dan berdisiplin diri. Sebagai
seorang guru, tentu saja pertama-tama harus bertanggung jawab kepada tugasnya
sebagai guru, yaitu mengajar dan mendidik anak-anak yang telah dipercayakan
kepadanya. Di samping itu, tidak boleh pula dilupakan tugas-tugas dan
pekerjaannya menjadi memerlukan tanggung jawabnya, antara lain: (1) penguasaan
kurikulum, (2) penguasaan setiap materi pelajaran; (3) penguasaan metode dan
teknik evaluasi; (4) komitmen terhadap tugas; (5) disiplin dalam arti luas.
Kualitas tenaga pengajar (dalam hal ini guru) merupakan salah satu faktor
penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Posisi strategi guru untuk
meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
profesional, faktor kesejahteraan, disiplin kerja, motivasi kerja serta sarana
prasarana dari sekolah itu sendiri. Lingkungan persaingan yang tajam dan
bersifat global menuntut sekolah meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing
yang dipengaruhi 4 faktor yaitu mutu, fleksibilitas, kecepatan dan biaya yang
rendah.[1]
Sebenarnya kedisiplinan itu merupakan suatu
sikap untuk menampakkan kemauan dan kesediaan untuk mentaati, mematuhi dan
mendukung sepenuhnya ketentuan, peraturan undang-undang norma-norma dan
nilai-nilai yang bersumber dalam suatu organisasi. Untuk mengungkapkan
kedisiplinan dari alam menjalankan suatu tugas sudah merupakan prinsip etika
yang penting bagi guru dalam menjungjung nilai kebijakan, yang sangat
disayangkan banyak guru kita yang kurang disiplinan waktu, kedisiplinan
kedisiplinan bersih, kedisiplinan rapi berbusana, disiplin sopan bicara,
menerapkan kesiswa, disiplin menilai perilaku.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat
kedisiplinan tata tertib guru di MA TBS Kudus?
2. Bagaimana tingkat
kedisiplinan kesadaran melaksanakan tugas guru di MA TBS Kudus?
3. Bagaimana tingkat
kedisiplinan intropeksi guru di MA TBS Kudus?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan tata tertib guru di MA TBS Kudus.
2. Untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan kesadaran melaksanakan tugas guru di MA TBS Kudus.
3. Untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan intropeksi guru di MA TBS Kudus.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara
teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Menambah khasanah ilmu
keguruan dalam hal meningkatkan prestasi kerja guru dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Secara Praktis
1. Bagi Madrasah
Sebagai bahan masukan
bagi lembaga pendidikan khususnya MA TBS Kudus.
2. Bagi Guru
Sebagai wacana dalam
pengajaran agar berjalan dengan baik, dapat dijadikan acuan dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi penulis
Untuk menambah
pengetahuan dan cakrawala berfikir bagi penulis sendiri dan pembaca, khususnya
mahasiswa tarbiyah dalam rangka pengembangan PAI di lingkungan sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Deskripsi Teori
1. Kedisiplinan
Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004:32) yang dikutip oleh
Budiman (2010) menyatakan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap
mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan
terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang
muncul dari dalam hatinya.[2] Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedisiplinan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
guru, dan secara simultan motivasi, supervisi dan kedisiplinan berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja. Hal ini disebabkan guru-guru sudah tertanam
rasa kedisiplinannya baik ada kepala sekolah maupun tidak ada kepala sekolah.
Selain itu setiap pergantian kepala sekolah juga tidak berpengaruh terhadap
kedisiplinan para guru. Kedisiplinan di SMA Negeri 1 Karanganyar
sudah tinggi, namun demikian baik kepala sekolah maupun guru dan karyawan
jangan sampai lengah terhadap kedisiplinan yang telah dilaksanakan selama ini.
Perlu juga membuat suasana yang lebih kondusif di samping meningkatkan
fasilitas yang lebih lengkap misalnya: vasilitas internet, perpustakaan yang
memadahi, lingkungan yang nyaman. Dengan demikian kedepan kedisiplinan akan
terjaga dan semakin meningkat.[3]
Kedisiplinan guru menjadi sangat berarti bagi keberhasilan seorang
guru dalam mengajar dan kemajuan sekolah serta meningkatkan prestasi
belajar siswa. Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib
kondisinya akan jauh berbeda dengan sekolah yang menerapkan disiplin yang
tinggi. Ajaran Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menerapkan disiplin
dalam berbagai aspek kehidupan, baik ibadah, belajar dan kegiatan lainnya
sebagaimana dalam menjalankan fardhu'ain di dalam Islam yang berupa sholat lima
waktu, puasa Ramadhan dan lain-lain semua itu sungguh merupakan suatu latihan
atau yang sangat berarti untuk disiplin diri sendiri (self discipline).Hadis
Rasulullah saw. Bersabda: dari Ibnu Mas’ud meridhai Allah daripadanya berkata:
saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW: pekerjaan apa yang paling Afdhal:
Rasulullah saw. bersabda yaitu sholat tepat pada waktunya. (HR.Muttafaq
Alaih) Abi Zakariya (676: 210)[4]
Shalat harus dilaksanakan tepat pada waktunya sebagaimana anjuran
tercantum dalam hadisnya. Dalam melaksanakan shalatpun mengandung unsur-unsur
kedisiplinan, karena dalam melaksanakan shalat ada aturan, syaratsyarat dan
rukun-rukun yang harus terpenuhi demi kesempurnaan shalat tersebut. Sepintas
bila mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk menyekat,
mengawal dan menahan. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih,
mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Artinya kata disiplin itu tidak
terkandung makna sekatan, tetapi suatu latihan. Untuk itulah kedisiplinan
sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan
meningkatkan prestasi karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari
kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada di antara mereka yang tidak
berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan membawa
kesuksesan.[5]
B. Hipotesis Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan tata tertib guru di MA TBS Kudus dalam kategori 60% - 79.99%.
2. Untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan kesadaran melaksanakan tugas guru di MA TBS Kudus dalam
kategori 40% - 59.99%.
3. Untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan intropeksi guru di MA TBS Kudus 60%
- 79.99%.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan
Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik,yaitu pendekatan yang
menghasilkan data deskriftif. Data tersebut didapatkan dari naskah, wawancara,
catatan lapangan, dan dokumen resmi lainnya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian kali ini populasinya adalah semua guru yang
mengajar di MA TBS Kudus.
2. Sampel
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari
keseluruhan obyek penelitian (populasi) yang dipandang sebagai wakil dari
populasi. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil obyek yang diteliti sehingga
peneliti dapat dengan mudah mengorganisasikan agar dapat diperoleh hasil yang
obyektif. Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah tiga
guru yang dipilih secara acak.
C. Tata Variabel Penelitian
Peneliti ini terdiri dari satu variabel, yaitu :
1. Variabel independent
(variabel bebas atau variabel x) yaitu Kedisiplinan Guru,
dengan indikatornya sebagai berikut:
a. Tata tertib guru
b. Kesadaran melaksanakan
tugas guru
c. Intropeksi guru
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur variabel. Agar variabel dapat diukur dan diamati maka setiap konsep
yang ada dalam hipotesis harus dioperasionalkan dalam definisi operasional
variabel.
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu variabel
Kedisiplinan Guru.
1. Kedisiplinan Guru
Kedisiplinan Guru yaitu meliputi tata tertib, kesadaran
melaksanakan tugas, dan intropeksi yang berjalan dengan baik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, penyusun berusaha
mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan pembahasan masalah skripsi
ini baik berupa fakta-fakta, pendapat maupun catatan arsip. Dengan metode
pengumpulan data ini diharapkan akan dapat diperoleh data yang diperlukan
dengan tujuan penulisan.
Pengumpulan data tersebut penyusun menggunakan
beberapa metode sebagai berikut:
1. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
tentang hal-hal yang diketahui.
Jadi metode ini berupa daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan
disebarkan untuk mendapatkan informasi dari beberapa responden yang diteliti,
angket yang dipergunakan bersifat tertutup, karena telah disediakan sebelumnya
dengan berbagai alternatif jawaban. Hal ini untuk memudahkan responden mengisi
secara obyektif dan mudah untuk ditabulasikan.
Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data guna diproses
untuk membuktikan hipotesa yang diajukan,. Angket yang diajukan pada responden
disusun berdasarkan indikator-indikator yang ada dalam masing-masing variabel.
F. Uji Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan
data-data penelitian ini,digunakan beberapa cara antara lain:
1. Kepercayaan
(kredibilitas):pemeriksaan datanya dilakukan dengan perpanjangan keikutsretaan
sehingga tingkat kepercayaan pemuannya dapat di capai.
2. Keteralihan yaitu konsep
validitas itu menyatakan bahwa suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan
pada semua konteks pada populasi yang sama atas dasar penemuan yang di peroleh
pada sampel yang secara representative memilki populasi itu.
3. Triangulasi yaitu
tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memenfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Tekhnik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksan melalui
sumber lain.
G. Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan
peneliti setelah semua data terkumpul, yaitu dengan cara memasukkan hasil dari
jawaban angket yang telah disebar kepada sejumlah responden ke dalam daftar
tabel distribusi frekuensi.
Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai
berikut:
a. Tidak Pernah
(TP) Nilai=1
b. Jarang Sekali
(JS) Nilai=2
c. Kadang-kadang
(K) Nilai=3
d. Sering
(SR) Nilai=4
e. Selalu
(SL) Nilai=5
Presentase penilaian
0%
-
19.99% = Tidak Pernah
20%
-
39.99% = Jarang Sekali
40%
-
59.99% = Kadang-kadang
60%
-
79.99% = Sering
80%
-
100% = Selalu
Rumus Index
% = Total Skor / Y x 100
Untuk
mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (X) dan
angka terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut :
Y = Skor
tertinggi likert x jumlah responden (Angka Tertinggi 5) "Perhatikan Bobot
Nilai"
X = Skor
terendah likert x jumlah responden (Angka Terendah 1) "Perhatikan
Bobot Nilai"
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis adalah tahap pembuktian kebenaran hipotesis
yang diajukan. Dalam penulisan ini peneliti mengadakan perhitungan lebih lanjut
pada tabel distribusi frekuensi dengan mengkaji hipotesis. Untuk menguji
hipotesis menggunakan skala likert[6].
a. Tata tertib
1) Nomer
Responden : 1
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
41 Tahun
Lama
Bekerja :
10 Tahun
Pendidikan
Terakhir : D3
Jawaban
responden :
a) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
b) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
c) Kadang-kadang (K) (3) = 0 x 3 = 0
d) Sering (SR) (4) =
4 x 4 = 16
e) Selalu (SL) (5) =
4 x 5 = 20
Total
skor = 0+0+0+16+20= 36
= Total Skor /
Y x 100
= 36/40x100
=
90%
Kesimpulan :
Responden
selalu disiplin terhadap tata tertib.
2) Nomer
Responden : 2
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
31 Tahun
Lama
Bekerja :
2 Tahun
Pendidikan
Terakhir : S1
Jawaban
responden :
a) Tidak Pernah (TP) (1) = 0 x
1 = 0
b) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
c) Kadang-kadang (K) (3) = 1 x 3 = 3
d) Sering (SR) (4) =
2 x 4 = 8
e) Selalu (SL) (5) =
5 x 5 = 25
Total
skor = 0+0+3+8+25 = 36
= Total Skor /
Y x 100
= 36/40x100
=
90%
Kesimpulan :
Responden
selalu disiplin terhadap tata tertib.
3) Nomer
Responden : 3
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
30 Tahun
Lama
Bekerja :
4 Tahun
Pendidikan
Terakhir : S1
Jawaban
responden :
a) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
b) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
c) Kadang-kadang (K) (3) = 1 x 3 = 3
d) Sering (SR) (4) =
3 x 4 = 12
e) Selalu (SL) (5) =
4 x 5 = 20
Total
skor = 0+0+3+12+20 = 35
= Total Skor /
Y x 100
= 35/40x100
=
87,5%
Kesimpulan :
Responden selalu
disiplin terhadap tata tertib.
b. Kesadaran melaksanakan tugas
1) Nomer
Responden : 1
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
41 Tahun
Lama
Bekerja :
10 Tahun
Pendidikan
Terakhir : D3
Jawaban
responden :
a) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
b) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
c) Kadang-kadang (K) (3) = 0 x 3 = 0
d) Sering (SR) (4) =
9 x 4 = 36
e) Selalu (SL) (5) =
0 x 5 = 0
Total
skor = 0+0+0+36+0 = 36
=
Total Skor / Y x 100
= 36/45x100
=
80%
Kesimpulan :
Responden
selalu disiplin terhadap kesadaran melaksanakan tugas.
2) Nomer
Responden : 2
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
31 Tahun
Lama
Bekerja :
2 Tahun
Pendidikan
Terakhir : S1
Jawaban
responden :
a) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
b) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
c) Kadang-kadang (K) (3) = 2 x 3 = 6
d) Sering (SR) (4) =
1 x 4 = 4
e) Selalu (SL) (5) =
6 x 5 = 30
Total
skor = 0+0+6+4+30 = 40
= Total Skor /
Y x 100
= 40/45x100
=
88,8%
Kesimpulan :
Responden
selalu disiplin terhadap kesadaran melaksanakan tugas.
3) Nomer
Responden : 3
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
30 Tahun
Lama
Bekerja :
4 Tahun
Pendidikan
Terakhir : S1
Jawaban
responden :
a) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
b) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
c) Kadang-kadang (K) (3) = 2 x 3 = 6
d) Sering (SR) (4) =
4 x 4 = 16
e) Selalu (SL) (5) =
3 x 5 = 15
Total
skor = 0+0+6+16+15 = 37
= Total Skor /
Y x 100
= 37/45x100
=
82,2%
Kesimpulan :
Responden
selalu disiplin terhadap kesadaran melaksanakan tugas.
c. Intropeksi
1) Nomer
Responden : 1
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
41 Tahun
Lama
Bekerja :
10 Tahun
Pendidikan
Terakhir : D3
Jawaban
responden :
f) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
g) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
h) Kadang-kadang (K) (3) = 2 x 3 = 6
i) Sering (SR) (4) =
10 x 4 = 40
j) Selalu (SL) (5) =
1 x 5 = 5
Total
skor = 0+0+6+40+5 = 51
= Total Skor /
Y x 100
= 51/65x100
=
78,4%
Kesimpulan :
Responden
sering disiplin terhadap intropeksi.
2) Nomer
Responden : 2
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
31 Tahun
Lama
Bekerja :
2 Tahun
Pendidikan
Terakhir : S1
Jawaban
responden :
a) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
b) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
c) Kadang-kadang (K) (3) = 1 x 3 = 3
d) Sering (SR) (4) =
1 x 4 = 4
e) Selalu (SL) (5) =
11 x 5 = 55
Total
skor = 0+0+3+4+55 = 62
= Total Skor /
Y x 100
= 62/65x100
=
95,3%
Kesimpulan :
Responden
selalu disiplin terhadap intropeksi.
3) Nomer
Responden : 3
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Umur :
30 Tahun
Lama
Bekerja :
4 Tahun
Pendidikan
Terakhir : S1
Jawaban
responden :
f) Tidak Pernah (TP) (1) =
0 x 1 = 0
g) Jarang Sekali (JS) (2) =
0 x 2 = 0
h) Kadang-kadang (K) (3) = 1 x 3 = 3
i) Sering (SR) (4) =
8 x 4 = 32
j) Selalu (SL) (5) =
4 x 5 = 20
Total
skor = 0+0+3+32+20 = 55
= Total Skor /
Y x 100
= 55/65x100
=
84,6%
Kesimpulan :
Responden
selalu disiplin terhadap intropeksi.
No. |
Kedisiplinan |
Responden 1 |
Responden 2 |
Responden 3 |
Jumlah |
Rata-rata |
1. |
Tata
tertib |
90% |
90% |
87,5% |
267,5% |
89,1% |
2. |
Kesadaran
melaksanakan tugas |
80% |
88,8% |
82,2% |
251% |
83,6% |
3. |
Intropeksi |
78,4% |
95,3% |
84,6% |
258,3% |
86,1% |
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Tingkat kedisiplinan
tata tertib guru rata-rata sebanyak 89,1% yang menunjukkan selalu disiplin.
2. Tingkat kedisiplinan
kesadaran melaksanakan tugas guru rata-rata sebanyak 83,6% yang menunjukkan
selalu disiplin.
3. Tingkat kedisiplinan
intropeksi guru rata-rata sebanyak 86,1% yang menunjukkan selalu disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Supeni, Budi Sri. Oktober 2014. Pengaruh Total Quality
Management (TQM) dan Kedisiplinan Guru Terhadap Kinerja Guru SMA/SMK
di Kota Madiun. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol.3. No.2.
Arisana, Arga Lacopa & Ismani. 2012. Pengaruh
Kedisiplinan Siswa dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II Tahun Ajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. X. No. 2.
Sumarsono, Hadi dan Untung Sriwidodo. Desember 2010. Pengaruh
Supervisi, Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1
Karanganyar. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia. Vol. 4. No. 2.
Nashir, Ahmad. November 2012. Pengaruh
Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Tarbawi. Vol. 1.
No. 1.
Budiaji, Weksi. Oktober
2013. Skala
Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal
Ilmu Pertanian dan Perikanan. Vol. 2. No.
2.
[1] Budi Sri Supeni, Oktober 2014, Pengaruh Total Quality Management
(TQM) dan Kedisiplinan Guru Terhadap Kinerja Guru SMA/SMK di Kota
Madiun, Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, vol.3, no.2, hlm. 75-76.
[2] Arga Lacopa Arisana & Ismani,
2012, Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas
Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN
Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, vol. X, no. 2, hlm. 26.
[3] Hadi Sumarsono dan Untung Sriwidodo,
Desember 2010, Pengaruh Supervisi, Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap
Kinerja Guru Di SMA Negeri 1 Karanganyar, Jurnal Manajemen Sumberdaya
Manusia, vol. 4, no. 2, hlm. 159-160.
[4] Ahmad Nashir, November 2012, Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap
Prestasi Belajar, Jurnal Tarbawi, vol. 1, no. 1, hlm. 22-23.
[5] Ibid, hlm. 23.
[6] Weksi Budiaji, Oktober
2013, Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala
Likert, Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, vol.
2, no.
2, hlm. 128.
Posting Komentar untuk "Analisis Tingkat Kedisiplinan Guru di Tingkat Kesatuan Madrasah Aliyah TBS Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Tahun 2017"