Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Implikasi Penerapan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Apa kabar teman-teman semua? Semoga selalu dilindungi dan diberi kesehatan oleh Allah SWT.

Keluarga dapat mempengaruhi akhlak seorang anak dalam kehidupan. Pendidikan agama merupakan hal yang paling penting sebagai pedoman dalam mendidik anak. Bahkan dalam Islam sendiri harus mengutamakan agamanya ketika memilih pasangan. Hal itu yang menjadi alasan awal dari membangun keluarga agar menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah. Lalu apakah selain faktor agama tidak penting? Tetap penting namun lebih mengutamakan agama dalam hal memilih pasangan.

Saat sudah berkeluarga yang bertanggung jawab mendidik anak adalah orang tua. Namun dalam prakteknya seorang Ibu yang menjadi eksekutor dalam mendidik anak, seorang Ayah sebagai penanggung jawab harus mengontrol Ibu dalam mendidik anak. Setiap anggota keluarga mempunyai job desk masing-masing agar seimbang dalam menjalaninya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ayah dan Ibu harus mampu berkolaborasi dalam mendidik anak.

Allah SWT sudah mengatur sedemikian rupa dalam agama Islam, terutama dalam hal mendidik anak. Jadi orang tua tidak perlu khawatir harus dengan cara apa untuk mendidik anak. Orang tua hanya perlu selalu mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman mendidik anak. Itu bisa dilakukan dengan mudah jika sebelumnya sudah mempunyai bekal yang cukup pada awal membangun rumah tangga. Lalu apa saja implikasi penerapan pendidikan agama Islam dalam keluarga? Berikut adalah implikasi-implikasinya:

1.   Mempunyai Akhlak Mahmudah

Sebagai orang tua sudah pasti lebih banyak pengalamannya mengenai akhlak. Akhlak dalam Islam dibagi menjadi dua macam, yakni akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah. Akhlak mahmudah adalah akhlak yang baik. Sedangkan akhlak madzmumah adalah akhlak yang buruk. Akhalak disini meliputi ucapan, perbuatan, dan hati. Ketiga hal tersebut merupakan serangkaian yang harus ada dan selalu beiringan.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitulah pepatah mengatakan. Namun yang paling berpengaruh dalam mendidik anak adalah seorang Ibu. Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak. Sedangkan seorang ayah pengaruhnya sedikit dibanding dengan seorang Ibu. Hal ini dipengaruhi oleh faktor keadaan. Keadaan Ibu yang selalu bersama dengan anaklah yang membuat anak berpengaruh dengan Ibu. Berbeda dengan Ayah, seorang Ayah lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja dan sholat lima waktu di Masjid. Belum lagi apabila Ayahnya seorang pemimpin umat dan lain sebagainya. Jadi peran seorang ayah lebih sedikit dalam hal mendidik anak, namun bukan berarti Ayah tidak andil dalam mendidik anak. Justru Ayah merupakan orang tua yang paling bertanggung jawab dalam keluarga. Dikarenakan Ayah sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, maka ayah cukup mengontrol cara Ibu dalam mendidik anak.

Pendidikan agama Islam yang diterapkan secara baik akan membawa dampak kepada akhlak anak tersebut. Penerapannya juga perlu diperhatikan, pastikan dalam mendidik anak penuh dengan rasa kasih sayang. Karena anak akan meniru sikap kita dalam mendidiknya.

2.   Mempunyai Sikap Sosial yang Baik

Keadaan sosial akan mempengaruhi sikap seorang anak. Agar anak tidak terpengaruh sikap yang buruk dari luar, maka peran keluarga menjadi hal utama untuk mendidik sedini mungkin dengan pendidikan agama. Agama Islam itu sendiri sudah mengajarkan bagaimana cara bersosial yang baik. Misalnya dalam bertetangga, Rasulullah sudah mengajarkan bagaimana sikap kita yang seharusnya dalam bertetangga. Saling menghargai satu sama lain merupakan keharusan sebagai seorang muslim. Namun jika tidak diajarkan sedini mungkin, justru akan menjadi berat dalam penerapannya karena akan menjadi kebiasaan.

Sikap sosial yang baik akan membawa dampak keharmonisan hidup. Sesungguhnya hidup seseorang akan lebih tenang apabila dalam bersosial dia mempunyai sikap yang baik. Pada dasarnya jika kita baik kepada orang lain maka orang lain juga akan baik dengan kita. Apalagi kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial yang memang pada dasarnya saling membutuhkan. Ketika anak tumbuh dewasa, dampak baiknya akan dirasakan oleh orang lain ketika mempunyai sikap sosial yang baik.

Mengajarkan anak berkehidupan sosial yang baik bisa dengan cara mengajak anak untuk berbagi makanan dengan tetangga, selalu menyapa tetangga, tidak mengganggu tetangga, dan lain sebagainya. Paling mudah adalah orang tua memberi contoh bagaimana sikap kita dengan tetangga.

3.   Mempunyai Akidah yang Kuat

Akidah merupakan hal yang paling penting dalam diri seorang muslim. Akidah yang kuat dapat menjadikan keimanan lebih kokoh. Penanaman akidah yang kuat sejak dini dapat memperkokoh keimanan selama kedepan. Mendidik anak dengan berdasarkan pendidikan Islam merupakan cara yang sempurna. Sebaliknya jika kita membiarkan keyakinan seorang anak, maka saat tumbuh dewasa akan mudah rapuh akidahnya. Bahkan diluar lingkungan keluarga banyak sekali oknum-oknum yang menyesatkan akidah seseorang.

Inilah yang menyebabkan pentingnya pendidikan agama dalam keluarga. Tidak sekedar menyekolahkan dan memberi uang saku saja. Mengajarkan akidah tidak hanya mengenalkan Tuhan kita Allah. Kita bisa mengajarkan apa saja yang menjadi kekuasaan Allah SWT yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun.

Mempunyai akidah yang kuat merupakan buah dari orang tua mengajarkan akidah sejak dini. Sehingga anak lebih memahami hal-hal yang tidak boleh dilakukan yang berkaitan tentang menyekutukan Allah SWT.

4.   Mempunyai Semangat yang Tinggi dalam Mempelajari Agama Islam

Seorang anak mempunyai curiosity yang tinggi. Semakin dia tahu semakin dia penasaran dan ingin mempelajari. Untuk itu orang tua bisa memanfaatkan momen ini sebagai upaya mengarahkan keingintahuan anak agar sejalan dengan pendidikan agama Islam. Anak yang mempunyai dasar agama akan lebih semangat dalam mendalaminya. Bapak Ibu bisa memantau perkembangan belajar anak di sekolahnya.

Membiasakan kegiatan-kegiatan yang bernilai islami dalam kehidupan sehari-hari akan membuat anak tidak canggung terhadap kebiasaan baik. Kebiasaan yang baik bisa dicetak sejak dini. Banyak keluarga yang menerapkan kebiasaan baik yang berdampak semangatnya dalam belajar di sekolah. Bahkan anak yang ditaruh pondok akan lebih mudah menerima karena sudah ada dasar ajaran agama Islam dalam keluarga.

Itulah beberapa poin implementasi penerapan pendidikan agama Islam dalam keluarga. Semua bisa kita lakukan dengan mudah, namun hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT. Usaha dan do’a harus kita lakukan sejalan. Anak itu titipan Allah SWT yang harus kita jaga dengan pedoman Al-Qur’an dan Sunnah. Kita juga jangan lupa bahwa anak merupakan ujian bagi kita, sehingga janganlah kecewa apabila tidak sesuai harapan yang kita inginkan. Selalu berusaha dan berdo’a untuk anak kita adalah jalan terbaik bagaimanapun kondisinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis: Choirul Annas, S.Pd


Choirul Annas, S.Pd
Choirul Annas, S.Pd Membagikan tulisan yang bermanfaat

Posting Komentar untuk "Implikasi Penerapan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga"