Sistem Belajar SKS (Sistem Kebut Semalam) Apakah Efektif?
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Apa kabar kawanku semua?
Semoga senantiasa sehat wal afiyat dan dilindungi Allah SWT.
Walaupun sekarang masa
pandemi dan sekolah dilakukan melalui daring, namun tidak menyurutkan semangat
kita untuk menuntut ilmu. Saking semangatnya kadang tidak terasa tes akhir
semester akan tiba. Pelajar yang rajin belajar pasti seneng ketika akan
menghadapi tes akhir semester. Beda ceritanya bagi pelajar yang malas,
sama-sama tidak terasa sudah mendekati tes akhir semester namun mau tidak mau
harus belajar agar mendapatkan nilai yang sempurna.
Pelajar yang rajin pasti
sudah menargetkan tujuan yang dicapai dengan persiapan yang matang, yaitu
belajar secara continuos. Pelajar yang malas persiapannya kurang matang dan
kurang maksimal, sehingga ada kekhawatiran sendiri terhadap nilai yang akan
didapatkan. Kemudian pelajar yang malas akan mencetuskan ide namun lebih kepada
hal yang negatif.
SKS bukan istilah yang
sebenarnya digunakan didunia perkuliahan. Istilah SKS juga familiar dikalangan
para pelajar di Indonesia. Sistem Kebut Semalam atau disingkat SKS merupakan
istilah yang digunakan oleh para pelajar di Indonesia ketika hendak
melaksanakan tes akhir semester. Namun hal ini hanya dilakukan oleh pelajar
yang malas dalam belajar, dalam artian mau belajar saat akan diadakan tes atau
ulangan saja. Semoga Anda tidak termasuk pelajar yang seperti itu. Disini kita
akan bahas mengenai keefektifan SKS.
1. Cepat Ingat Namun Cepat Lupa
Menuntut ilmu harus
dilakukan dengan pelan namun pasti. Seperti halnya air mengukir diatas batu.
SKS merupakan sistem belajar yang dilakukan secara cepat dan singkat. Kita bisa
saja cepat untuk memahami apa yang kita pelajari namun bukan tidak mungkin jika
kita juga akan mudah melupakannya. Orang yang menggunakan metode ini umumnya
lebih enggan dalam melakukan aktivitas secara continues. Setelah tes selesai
pasti malas untuk mengulang kembali apa yang sudah dia pelajari. Padahal sifat
ilmu harus terus menerus dijaga agar tetap kokoh melekat dalam hati dan ingatan
seseorang.
2. Rawan Untuk Melakukan Kecurangan
Bukan tidak mungkin
orang yang kepepet akan melakukan sesuatu yang membuat dia lebih mudah untuk
mencapai tujuan, meskipun hal tersebut sifatnya terlarang. Apalagi orang yang
malas itu lebih suka dengan hal yang mudah. Kecurangan disini yang saya maksud
adalah membuat contekan disebuah kertas kecil atau dimedia lain. Sehingga
sangat merugikan bagi orang yang melakukan perbuatan tersebut. Jika melakukan
kecurangan merupakan hal biasa terjadi, maka yang terjadi adalah kita merasa
enggan untuk melakukan kejujuran.
3. Merubah Orientasi
SKS tidak mengajarkan
pelajar untuk mendapatkan ilmu. Namun lebih kepada mendapatkan nilai. Pelajar
yang lebih suka SKS akan merubah orientasi pendidikan bagi mereka. Mereka akan
lebih mengutamakan nilai daripada ilmu. Ilmu sudah menjadi hal yang tidak
penting. kita tidak bisa pungkiri bahwa yang membawa kita bisa meneruskan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun melamar pekerjaan pasti yang
dilirik adalah nilai. Namun kita lupa, bahwa ilmu yang menuntun kita agar kita
tidak salah langkah dalam berjalan.
Dari tiga poin tersebut bisa ditarik
kesimpulan bahwa SKS atau Sistem Kebut Semalam sangat tidak efektif untuk
dilakukan. Dampak buruknya akan kita rasakan dalam waktu jangka panjang.
Solusinya bagaimana?
Solusi yang bisa
dilakukan adalah kita senantiasa berangsur-angsur untuk memahami pelajaran yang
talah diajarkan oleh guru-guru di sekolah. Selain itu kita juga pelihara ilmu
tersebut dengan banyak mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah
keberkahan ilmu akan kita dapatkan. Sehingga nilai akan mengikuti dengan
sendirinya.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis: Choirul Annas, S.Pd
Posting Komentar untuk "Sistem Belajar SKS (Sistem Kebut Semalam) Apakah Efektif?"