Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perencanaan Pendidikan dan Model Belajar Mengajar

 


   Gambar oleh Aditio Tantra Danang Wisnu Wardhana dari Pixabay 

PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN MODEL BELAJAR MENGAJAR

Choirul Annas, S.Pd

 

BAB I

PENDAHULUAN 

A.    A. Latar Belakang

Dalam mengkaji pendidikan agama Islam yang dapat meningkatkan kecerdasan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta belajar, tidak dapat dilepaskan dengan unsur-unsur seperti: guru, siswa, kurikulum, lingkungan, serta model pembelajaran yang dipilih oleh guru. Aspek-aspek tersebut akan sangat menentukan hasil belajar yang diharapkan baik yang berupa dampak pengajaran maupun dampakpenggiringnya.

Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperhatikan pola pembelajaran tertentu. Model-model belajar mengajar berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan peserta didik. Guru yang profesional dituntut mampu pengembangkan model perbelajaran, baik teoritik maupun praktek, yang meliputi aspek-aspek, konsep, prinsip, dan teknik. Memilih model yang tepat merupakan persyaratan untuk membantu siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Model belajar mengajar berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan belajar siswa.

Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajaran terhadap  siswa-siswanya.

Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran dan membuat model perencanaan pembelajaran dengan baik supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dan terkontrol dengan baik dan sistematis.

B.     B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan?

b. Apa saja model belajar mengajar? 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    A. Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan mempunyai peran penting dan berada pada tahap awal dalam proses manajemen pendidikan, yang di jadikan sebagai panduan bagi pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan.

Menurut Kaufman dan Hadikumoro, perencanaan merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus dilaksanakan guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai suatu proyeksi, perencanaan memiliki unsur kegiatan mengidentifikasi, menginventarisasi dan menyeleksi kebutuhan berdasarkan skalaprioritas, mengadakan spesifikasi yang lebih rinci mengenai hasil yang akan dicapai, mengidentifikasi persyaratan atau kriteria untuk memenuhi setiap kebutuhan, serta mengidentifikasi kemungkinan alternatif, strategi, dan sasaran bagi pelaksanaannya.

Kebutuhan terhadap perencanaan pendidikan diakibatkan oleh adanya kompleksi tasmasyarakat dewasa ini, seperti masalah jumlah penduduk, kebutuhan akan tenaga kerja, masalah lingkungan, dan adanya keterbatasan sumber daya alam. Perencanaan berfungsi sebagai pemberiarah bagi terlaksananya aktivitas yang disusun secara komprehensif, sistematis, dantransparan.

Roger A. Kaufman (Harjanto 1997: 2) mengemukakan bahwa, “perencanaan adalah proyeksi (perkiraan) tentang hal-hal yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang absah dan bernilai.

Muhammad Afandi yang mengutip dari berbagai pendapat ahli tentang perencanaan, menguraikan bahwa perencanaan berkaitan dengan penentuan segala sesuatu yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan suatu kegiatan, mengingat perencanaan merupakan proses untuk menentukan tujuan dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Berpangkal dari pemahaman tersebut, perencanaan mengandung enam pokok pikiran, yaitu:

a. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan

b. Keadaan masa depan yang diinginkan kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya

c. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha

d. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan dapat beragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh

e. Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai efektivitas dan efesiensi yang paling tinggi perlu dilakukan

f. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan

Y. Dror (Don Adami, 1078) mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai “As the process of preparing a set of decisions for action in the future for the overall economic and social development of a country.”

Artinya, proses persiapan serangkaian keputusan pada masa depan untuk pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu negara. Jadi, secara konsepsional, perencanaan pendidikan itu ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga banyak komponen yang ikut berproses di dalamnya.

Coombs dalam bukunya What is Educational Planning merumuskan bahwa perencanaan pendidikan adalah penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid serta masyarakat. Adapun Nanang Fattah menjelaskan bahwa perencanaan pendidikan sebagai keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Melalui perencanaan dapat dijelaskan tujuan yang akan dicapai, ruang lingkup pekerjaan yang akan dijalankan, orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan itu, berbagai sumber daya yang diperlukan, sertalangkah-langkah dan metode kerja yang dipilih berdasarkan urgensi dan prioritasnya.

Ketepatan dan keberhasilan dalam perencanaan menjadi barometer suksesnya pelaksanaan kegiatan dan bermaknanya proses pengen dalian kegiatan serta menjadi kunci bagi efisiensi pemanfaatan berbagai sumberdaya dan efektivitas dalam pencapaian tujuan.

B.     B. Model Belajar Mengajar

1.      Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan alternatif cara belajar siswa aktif (CMGA). Karena sebelum selama dan sesudah proses belajar mengajar guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan.

Sedangkan menurut Budiono (2001:1) model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktik belajar kewarganegaraan, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik.

2.      Model Pembelajaran Simulasi

Model pembelajaran simulasi adalah metode mengajar yang mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.

Tujan pembelajaran simulasi, sesuai dengan jenis belajar menurut Hamalik, (2008:199) adalah:

a.  Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan kenyataan sesungguhnya. Tujuannya untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interaktif atau keterampilan-keterampilan reaktif.

b.  Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pengamat drama menyamakan diri dengan pelaku (aktor) dan tingkah laku mereka.

c.  Belajar melalui balika. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku para pemain/ pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya untuk mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah didramatisasikan.

d.  Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan. Para peserta dapat memperbaiki keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginnya dalam penampilan berikutnya.

3.      Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme (contructivism), bertanya (questiming), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment).

Tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membekali anak didik berupa pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal yang teoritis ke praktis.

4.      Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif (cooperative Learning) adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.


BAB III

PENUTUP

A.    A. Kesimpulan

Perencanaan Pendidikan merupakan suatu keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu perencanaan agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Model belajar mengajar, yaitu:

1. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

2. Model Pembelajaran Simulasi

3. Model Pembelajaran Kontekstual

4. Model Pembelajaran Kooperatif

DAFTAR PUSTAKA

Manap Somantri, PerencanaanPendidikan, Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2014.

Hasan Basri, Landasan Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013.

Udin Syaefudin Sa’ud & Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan: suatu pendekatan komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya bersama UPI, 2007.

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Tukiran Taniredja dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung: Alfabeta, 2011.

 

Choirul Annas, S.Pd
Choirul Annas, S.Pd Membagikan tulisan yang bermanfaat

Posting Komentar untuk "Perencanaan Pendidikan dan Model Belajar Mengajar"